Tentang kami Kebanggaan Ibu dan Ayah
Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?
(Ar-Rahman)
kalimat Allah yang memiliki arti luar biasa, dimana
hendaknya kita senantiasa bersyukur..
Bersyukur diberikan kesempatan untuk menapakai kehidupan di
dunia ini. Lahir dari suatu kelompok yang biasa disebut dengan keluarga.
Disinilah awal pembentukan karakter seorang anak, seperti apa karakter, akhlak
dan kepribadian seorang anak adalah sebagian besar hasil pendidikan dari
keluarga.
Saya terlahir dari keluarga sederhana, lengkap dan harmonis.
Ayah dengan profesinya sebagai buruh tani senantiasa sehat dan tegar dengan
keikhlasannya. Ibu tercinta adalah ibu rumah tangga yang kuat, tangguh, sabar
dan penuh kasih sayang. Ibu juga berperan sebagai pengganti ayah jika ayah
tidak berada di rumah. Ibu tidak pernah ragu untuk pergi bekerja ke sawah orang
lain asalkan anak-anaknya dapat pergi sekolah . selain saya, ibu dan ayah juga
memiliki dua anak kebanggaan yaitu adik perempuan Dede Lisna L yang
sekarang duduk di kelas 2 SMP dan adik laki-laki Asep Anwar M yang baru memulai sekolahnya di kelas 1 SD).
Saya dan adik-adik saya, walaupun kami terlahir dari rahim
yang sama lingkungan keluarga dan kasih sayang yang sama. Akan tetapai karakter
dan kepribadian kami berbeda satu sama lain. Cara berbicara yang beda, cara
belajar yang berbeda dan cara menghargai ibu dan ayah berbeda. Saya adalah
tipe anak yang penurut, tidak banyak permintaan dan takut kepada ayah dan ibu,
tapi sedikit manja. Adik perempuan banyak bicara, banyak permintaan, tidak
nurut dan tidak takut kepada ayah dan ibu, jika diberikan nasihat tidak pernah
mau mendengarkan. Dan adik laki-laki sedikit pendiam tapi selalu ceria, penurut dan takut kepada
ayah dan ibu.
Melihat perbedaan diantara tiga bersaudara ini, terlihat
begitu jelas menjadi orang tua adalah tanggung jawab yang sangat besar. Ketika
belum berhasil membentuk karakter anak sesuai yang kita harapkan maka tidak
cukup sampai disitu peran sebagai orang tua. Berbagai usaha, doa dan upaya
pendekatan terus dilakukan. Tapi kembali lagi bahwa ada yang kita lupakan yaitu
lingkungan sekolah, masyarakat dan teman-teman dari anak juga turut berpengaruh
terhadap akhlak seorang anak.
Di dalam keluarga saya, adik perempuan saya merupakan ujian
untuk keluarga, dimana ibu, ayah dan saya harus lebih memperhatikan dan berusaha
meluruskan Dede agar menjadi pribadi yang lebih baik. Perbedaan itu tidak hanya
dari akhlak akan tetapi dari segi akademik Dede memiliki kemampuan yang sedikit
berbeda. Jika kakak dan adiknya selalu menjadi juara kelas akan tetapi Dede
belum pernah masuk 10 besar di kelasnya semenjak SD dan SMP.
Disini siapakah yang bersalah? Tentu bukan Dede, bukan ayah
dan ibu juga. Karakter itu juga berasal dari diri kita sendiri, ingin dan akan
seperti apa kita semua berawal dari diri kita sendiri. Seberapa kuat doa dan
usaha kami jika belum ada hidayah dari Allah maka Dede akan tetap sperti itu.
Maka hanya hidayah dari Allah yang dapat menyentuh hati Dede, dan membuatnya sadar dan mau belajar menjadi lebih baik.
selain perbedaan di atas, ada juga yang membedakan kita dari segi kesukaan dan kebiasaan, saya lebih
suka berada di rumah, menghabiskan waktu dengan ibu di dapur, membaca buku atau
sekedar menulis diary (buku harian) di kamar. Jarang sekali saya main kesana kemari, hal
itu dilakukan jika ada beberapa kegiatan yang harus saya lakukan atau berkumpul
bersama teman-teman.
Beda halnya dengan adik saya yang kedua dia lebih suka
berada di luar rumah, bermain dengan teman-temannya kesana dan kemari, tidak
betah di rumah, tidak suka pekerjaan rumah dan tidak suka jika disuruh
melakukan pekerjaan rumah. Dalam segi belajar juga kurang, jarang sekali saya
melihat dia membaca buku pelajarannya jika tidak diingatka oleh saya atau ibu.
Dan
terakhir si bungsi adik laki-laki saya, dia suka bermain tapi ingat waktu jika
sudah waktunya makan siang dia pulang, jika main di sore hari dan sudah
menjelang maghrib dia akan segera pulang dan siap-siap ke tempat dia mengaji tanpa disuruh atau diingatkan oleh ibu. Begitupun
jika sepulang sekolah memiliki pekerjaan rumah (PR) dari sekolah maka dia tidak
akan pergi main sebelum mengerjakan tugasnya. Maka tak heran jika dia bisa menjadi
juara di kelasnya. Namun dia sedikit manja juga jika kita sudah menjanjikan
sesuatu maka sampai kapanpun akan tetap ditagihnya sampai kita melaksanakannya.
Sifat, karakter, potensi dan kepribadian kita memang berbeda
satu sama lain. Namun hal itu tidak menjadikan kami saling bermusuhan ataupun
bertikai satu sama lain. Kami tetap hidup rukun dengan penuh kasih sayang,
saling melengkapi dan saling berbagi satu sama lain. Walaupun tidak dipungkiri
antara saya dan adik perempuan saya sering berantem karena hal sepele. Mungkin karena
sama-sama perempuan dan usia kita hanya berbeda enam tahun. walaupun dari segi postur
tubuh dan sifat manjanya memang saya lebih cocok sebagai adiknya. Tapi disisi
lain saya juga tetap menunjukan kewibawaan saya sebagai kaka yang penuh kasih sayang.
Yah itulah keluarga kami, saya bangga dengan ibu dan ayah. Seberat apapun tanggungan hidup dan sepahit apapun himpitan ekonomi, ibu dan
ayah tidak pernah sekalipun menunjukannya pada kami. Baik dari percekcokan kecil
anatar ayah dan ibu atau dari raut wajah mereka. Mereka hebat, selalu bisa mengatasi semuanya. Itu semua
mereka lakukan untuk membentuk karakter anak-anaknya yang penuh prihatin dan
merasakan perjungan hidup tanpa harus selalu mengeluh. Menghargai hidup dan peka terhadap lingkungan dan sesama. Jangan pernah menunjukan keadaanmu yang sedang bersedih karena akan membuat orang-orang disekitar mu ikut merasa sedih. begitulah yang mereka ajarkan pada saya tentang arti hidup. Kebanggaan ini akan
terus dan tetap melekat disini, dihati ini sebagai bekal hidup saya saat ini dan
seterusnya.
Sekarang saya adalah mahasiswa tingkat akhir, yang sebentar
lagi akan membaur dengan masyarakat melalui program KKP dan akan segera
memikirkan tugas akhir juga. Sungguh waktu berjalan begitu cepat, namun
sudahkah mempersiapkan untuk itu?. jawabannya insya allah siap. Alhamdulillah, Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk menuntut ilmu dan mengenal kehidupan yang lebih kompleks dari kehidupan dalam keluarga. Saya bisa kuliah karena keinginan yang kuat dan dukungan dari kedua orang tua. Karena ayah yang hebat selalu bilang, mungkin jika ayah
membahagian anak-anak ayah dengan materi ayah tidak bisa. Yang dapat ayah
lakukan hanya memberikan pendidikan sebaik mungkin walau harus penuh
perjuangan. Agar kelak anak-anak ayah dapat hidup bahagia dengan bekal ilmunya.
Yupp hidup ini adalah perjuangan dan harus diperjuangankan. Terima
kasih ibu, ayah dan adik-adik tercinta. Aku menyangi kalian karena Allah dan
selalu ingin membahagiakan kalian setiap harinya dengan ceritaku dan hidupku. Semua
sudah digariskan oleh sang Maha Kuasa Allah SWT, tugas kita hanyalah
menjalaninya dan mengikhtiarkannya. Loving you as always :*
Dalam suasana bahagia di Bogor, 18 Juni 2014_TSA_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar