Rabu, 18 Juni 2014

SMPku Harapanku

-SMPku Harapanku-

Waktu itu aku tingkat akhir di sekolah dasar.. Sudah mulai berpikir akan melanjutkan sekolah kemana? Madrasah Tsanawiyah ataukah SMP...

Akan tetapi keputusan ibu berbeda dari harapanku.. ibu tidak memberikan pilihan keduanya.. tapi dengan mantap ibu mengatakan. "ceu masuk pesantren aja ya, insya Allah nanti ibu antarkan besok ke Pondok Pesantren Darul-Huda".. mendengar pernyataan ibu, kaget tentu kecewa juga iya.. karena sikap penurut yang telah melekat aku hanya menjawab.. "iya bu, insya Allah kan ceuceu juga sudah pernah MI disitu".. aku tidak tahu apa yang aku putusan benar atau tidak yang jelas aku tidak mau membantah ibu toh aku juga sudah dekat dengan lingkungan tersebut mudah-mudahan tidak ada masalah.. padahal belum pernah terbayang kehidupan di pondok itu seperti apa? diusia aku yang belum genap 12 tahun aku mencoba menapaki kehidupan pondok pesantren..
-------
satu bulan telah berlalu.. mudah saja ternyata menjalani hidup di pondok, tidak seseram yang aku bayangkan sebelumnya.. Disini aku belajar bagaimana berbagi, menghargai dan mengasihi sesama santri.. berinteraksi dan menghormati yang menjadi guru..

Mungkin terkesan biasa saja, tapi tidak untukku.. semuanya berubah. jika di rumah tidur sendiri, makan sudah tersedia dan bersikap manja pada ibu dan ayah.. namun setelah masuk pondok aku harus rela berbagi tempat tidur, berbaur dengan karakter tidur masing-masing santri. ketika mau makan kami harus mempersiapkannya bersama, dengan menu seadanya ikan asin sambel tomat dan rebus daun singkong, terasa nikmat karena kami menikmatinya bersama-sama..
----------
Sungguh banyak sekali pengaman dan pelajaran yang aku dapatkan di pondok ini.. aku tidak tahu akan seperti apa jika aku menolak perintah ibu.. mungkin aku akan tetep menjadi anak yang manja..
--------
Malam itu seperti biasa, saatnya belajar membaca Al-qur'an.. dengan penuh semangat aku menghadap sang guru. jujur mungkin sebelumnya ketik kelas 5 SD aku sudah hatam Qur'an tapi apakah sudah betul cara membacanya? maklum hanya belajar dengan nenek dan kakek (Alm) tercinta. 

Ketika berhadapan dengan guru, jantung ini berdetak tak seperti biasanya, padahal aku sudah satu bulan disini.. apa yang membuat aku seperti ini.. pada saat itu aku belum belajar dan belum latihan dengan santri lain karena sesuatu hal.. ketakutan dan grogi yang timbul membuatku semakin gugup untuk memulai membaca Al-qur'an..

"neng, silahkan dimuali ngajinya" guruku ustadzah Uun (Alm) mempersilahkan aku untuk mengaji.. "iya umi" jawabku singkat..
----------
Aku mengaji hampir menghabiskan waktu 30 menit untuk satu ayat saja.. betapa aku ingin menagis rasanya, dimana biasanya setelah ulangan ketiga kali aku sudah bisa lanjut ke ayat berikutnya.. tapi yang terjadi saat itu tidak demikian..
Alhasil umi berkata "aduh gimana atuh neng, udah belajar lagi ya, malam ini dicukupkan dulu" 
aku menjawab dengan menundukan muka "iya umi insya Allah"

betapa malu dan menyesalnya aku pada saat itu.. betapa belajar dan latihan itu sangat penting dan betapa perlu perjuangan untuk dapat melantunkan ayat Allah dengan baik.

*******
pagi yang cerah masih bisa ku nikmati.. terlihat lantai yang sedikit kotor aku mencoba meyapunya.. ketika itu aku tengah fokus dengan belajar melafalkan huruf2 hijaiyah dengan baik.. tiba-tiba Teh Enis (putri guruku) membuatku kaget dengan dengan suaranya..

"neng tikaaaaaa" teriaknya sambil menghampiriku..
"astagfirullah teteh kaget ih".. jawabku berhenti menyapu..
"kenapa? ada apa? heboh sekali" sambung aku. dengan cepat dia menjelaskan maksudnya menghampiri aku..
"jadi gini neng, jadi besok aku uda mulai daftar ke MTs.. doain ya semoga keterima" 
aku terdiam "ih kok diem aja sih, kamu jadinya daftar kemana? SMP kan? masa juara kelas ga ngelanjut sih?" ujarnya sambil becanda.. Aku memegang tangannya dan berkata. "bersyukurlah teteh sudah bisa daftar ke sekolah yang teteh inginkan, aku bukan tidak menginginkannya tapi.." Aku tidak melanjutkan pembicaraanku..
"tapi kenapa neng?" tanya dia penasaran.
-----------
Mungkin bagi sebagian atau banyak orang memilih sekolah dimanapun seperti apapun sangatlah mudah.Bahkan walaupun mereka tidak ingin orang tua sudah memilihkan sekolah terbaik untuk anak-anaknya.. Akan tetapi keadaan yang aku alami adalah ketika anak-anak lain bergembira sudah daftar di sekolah yang mereka inginkan dan mendapat dukungan penuh dari orang tua.. pada saat itu aku masih harus berjuang meminta izin kepada ayah dan ibu agar dapat melanjutkan sekolah... disinilah letak perbedaan itu.. ketika yang menjadi impian dan harapan harus diperjuangkan atau hilang ditelan keadaan.. maka disinilah perlunya kita bersyukur dan berhenti mengeluh.. karena boleh jadi yang tidak kita harapkan adalah impian terbesar untuk mereka-mereka seperti ku..
--------
Ayah yang tamatan SD berprofesi sebagai buruh tani. Ibu yang tamatan SD sebagai ibu rumah tangga.. cukup untuk dikatakan bahwa keluarga kami jauh dari kecukupan ekonomi.. itulah yang membuat ayah melarang aku untuk melanjutkan sekolah..

"Jika SD saja yang SPP Rp 5000 per bulan sudah terasa berat apalagi SMP ceu, belum ongkos per harinya" begitu kata ayah ketika aku mengutarakan keinginanku untuk bersekolah.. ayah bersikeras dan tetap tidak mengijinkan aku dengan berbagai alasan.. "ayah takut nanti malah berhenti ditengah jalan ceu, mendingan tidak usah sama sekali" tambahnya tegas..
saat itu aku hanya bisa tertunduk dan menitikkan air mata..
----------
hidup adalah perjuangan dan harus diperjuangkan.. dengan tekad dan penuh keyakinan aku terus berusaha membujuk ayah. walaupun aku tahu sifat keras ayah tidak mudah untuk diluluhkan.. keyakinan dan kerja keras itulah yang membuatku masih bertahan dengan keputusanku untuk melanjutkan sekolah.. karena aku yakin di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, jika Allah telah berkehendak.. "imposible is nothing"
---------
apakah ayah memberikan izin?
Bersambung

lanjutan... ^SMPku Harapanku^
---------
"Ya Allah, berikanlah hamba kesempatan untuk dapat menuntut ilmu-Mu.. saya berkeinginan untuk dapat melanjutkan sekolah ke tingkat SMP.. tapi ayah tidak mengizinkannya ya Rabb.. Bukakanlah hati ayah, berilah keyakinan padanya bahwa setiap makhluk yang hidup sudah dijanjikan rezekinya sama Allah.. terlebih jika dalam kondisi tengah menuntut ilmu.. hamba mohon ya Rabb izinkan hamba mengejar mimpi itu hanya karena mengharap Ridho-Mu.. istajibu dua ana ya Rabb".. aamiiiin

seperti itulah potongan doa aku ketika selesai shalat maghrib.. Tidak menunggu lama, aku langsung bergegas dengan penuh keyakinan dan keberanian.. bermaksud untuk mendatangi ayah...
------
di ruang tamu terlihat ayah sedang menikmati kopinya masih lengkap dengan baju koko, sarung dan kopeahnya..

"ayah, ibu mana? tanyaku sambil meletakan piring yang berisi singkong rebus. kemudian duduk di samping ayah..
ayah meyeruput kopinya dan menjawab "ibu masih di kamar lagi ngaji" "kok ceuceu ga ngaji?" sambung ayah..
aku terdiam dan tidak menjawab.. aku malah mengalihkan pembicaraan..
---------
"ayah, ayah masih belum mengizinkan ceuceu buat sekolah ke SMP ya??" kataku sambil memegang tangan ayah dan menatapnya penuh harap..
ayah cuma menjawab.. "heemmm" terus menikmati kopi dan singkong rebusnya..

aku tidak cukup sampai disitu aku kembali meyakinkan ayah.. "ayah ayolah.. ada beasiswa kok.. ceuceu janji akan berprestasi di sekolah jadi beasiswanya banyak ayah. yah boleh ya ayah pleasee!!" aku terus memohon dan memohon.. sampai akhirnya ayah bilang 

"ya Allah ceu, maafin ayah ya, ayah benar-benar terlalu mengkhawatirkan masalah biaya, ayah tidak peka kalau anak yah begitu sungguh-sungguh ingin sekolah.. iya sayang boleh ayah izinkan ceuceu buat sekolah di SMP 1.. insya Allah ayah akan lebih semangat mencari rezeki untuk kita semua" ayah langsung memeluk aku dan aku menitikan air mata karena terharu dan bersyukur..

Alhamdulillah izin dan restu orang tua sudah ditangan.. saatnya melanjutkan perjuangan berikutnya.

Disini Allah menunjukan kekuasaan dan kasih sayangnya bahwa siapa yang bersungguh-sungguh maka ia dapat "Man jadda wa jada"
----------
perjuangan selanjutnya adalah bagaimana caranya daftar ke SMP yang selama ini aku harapkan..

Sekolah dasarku tidak seperti sekolah dasar pada umumnya.. dimana seluruh siswa yang akan mendaftar ke Sekolah Menengah Pertama pasti dikolektif dan sudah didaftarkan oleh pihak sekolah.. berbeda dengan sekolahku yang dimana siswa harus daftar secara pribadi ke pihak sekolah yang dituju..
-----
Ayah dan ibu dengan latar belakang pendidikan tamatan SD tidak mengerti bagaimana caranya mendaftar ke sekolah menengah pertama.

akhirnya aku pergi ke pondok dan menanyakan kepada teteh santri yang kebetulan siswa kelas 9 SMP yang sama dengan sekolah yang aku tuju.. dari beliaulah aku mengetahui bagaimana pendaftaran dan persyaratan apa saja yang perlu aku persiapkan...

maka bersyukurlah ketika ada diantara kita yang segala sesuatunya sudah dipersiapkan orang tua guru atau saudara..
hargailah setiap apapun itu yang kamu miliki maka rasa syukur itu akan mendatangkan kebahagian..
---------
Dengan penuh semangat aku melakukannya seorang diri, kesana kemari, melengkapi ini dan itu aku lakukan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan...

seperti itulah semangatku mengejar mimpi.. karena bagiku mimpi itu bukan hanya sekedar angan-angan.. butuh perjuangan untuk dapat meraihnya..
----------
Alhamdulillah dengan izin-NYA aku bisa bersekolah di SMP yang aku harapkan.. Dengan mendapat beasiswa operasional siswa (BOS) dan beasiswa siswa berprestasi.. sehingga selama sekolah 3 tahun aku hanya membeli baju seragam dan perlengkapan sekolah lainnya diawal saja.. selanjutnya biaya buku dll berasal dari beasiswa.. sekali lagi "Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-Rahman)..
--------
Begitulah aku terus memaknai hidup dengan senantiasa bersyukur kepada-NYA.. karena hidup yang bahagia adalah hidup dengan penuh rasa syukur..
--------
Mungkin beasiswa adalah penunjang.. bagaimana dengan kebutuhan harian yang selama ini ayah khawatirkan..

Aku sudah mengatasinya dengan cara bawa bekal dari rumah dan membawa makanan ringan yang siap aku jual ke teman-teman..
aku tidak pernah merasa malu karena yang aku lakukan adalah halal dan tidak merugikan orang lain. dan alhamdulillah hasilnya bisa untuk ongkos angkot..
mengapa demikian karena tidak setiap hari ibu memberi aku uang saku sedangkan aku pergi ke sekolah setiap hari..

Maknailah dan hargailah setiap apa yang kita miliki. sesungguhnya nikmat Allah SWT itu dekat..
---------
Masa-masa SMP bagi sebagian orang adalah masa yang paling menyenangkan begitupun bagiku..
--------
lalu seperti apa masa-masa SMP ku lalui?

Bersambung..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar