Jumat, 04 Juli 2014

Hari ketiga di Desa Sukajadi tempat KKP

 
 
Hari ketiga di Desa Sukajadi tempat KKP

Dear, tidak terasa yah sudah hari ketiga aku di tempat KKP dan sudah hari kelima Ramadhan. Alhamdulillah masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menjalankan aktivitas yang sudah menungguku.
***
Dear, rencananya hari ini aku dan teman-teman kelompok akan bertemu dengan para ketua Gapoktan dan ketua RT Desa Sukajadi. Seperti yang telah didiskusikan tadi malam akhirnya kami pun bersiap-siap. Namun sebelum itu kami mengadakan diskusi terlebih dahulu mengenai program ke depan dan sekedar mengisi jurnal harian. Sungguh suasana yang nyaman dan sangat kekeluargaan, layaknya sudah saling mengenal lama kami terbentuk menjadi sebuah keluarga yang saling melengkapi satu sama lainnya. Tidak lupa juga keakraban kami selalu dihiasi suasana humor yang menghibur. Diskusi pun selesai dan Pak Kades sepertinya sudah siap dan mengajak kami pergi ke Kantor Desa untuk ikut rapat. Hah rapat? Sempat kaget juga sih, soalnya aku tidak menyangka akan diajak untuk rapat mingguan di Kantor Desa. Padahal agenda sebelumnya kami hanya sekedar pertemuan biasa, tapi yasudahlah mau bagaimana lagi walaupun salah kostum kita tetap berangkat bersama pak Kades.
***
Setiba di kantor desa kami disambut dengan baik oleh sekdes dan dipersilahkan memasuki ruangan rapat. Seperti biasa mahasiswa suka banget duduk dibarisan belakang, tapi hal tersebut tidak bertahan lama karena pak Sekdes meminta kami untuk duduk di depan bersama pak Kades beserta jajarannya. Rapat mingguan merupakan agenda rutin yang dilaksanakan di Desa Sukajadi yang membahas program yang sedang berlangsung atau yang akan segera berlangsung. Dalam rapat mingguan desa ini dihadiri oleh Kades, Sekdes, Ketua BPD, PPL, ketua RT, ketua RW, kepala Dusun dan LINMAS beserta kami mahasiswa IPB yang sedang melaksanakan KKP. Sungguh suatu kebanggaan bagi kami dapat ikut serta dalam rapat mingguan desa ini.
***
Heemm, lama juga yah rapatnya aku sempet ngantuk juga Dear maklum sehabis sahur tidak pernah tidur lagi ibu rumah tangga banget nyuci terus si Tika teh he. Tapi alhamdulillah rapatnya akhirnya selesai juga. Menuruk aku yah, rapatnya cukup baik persertanya kooperatif pada banyak yang mengajukan pertanyaan dan pihak Kades, Sekdes dan ketua BPD menanggapinya dengan bijak. Sehingga informasi yang disampaikan kepada para petinggi kampung dapat diterima dengan baik.
***
Dear, rapatnya sudah selesai tapi kami masih memiliki agenda lain yaitu berdiskusi dan sharing dengan ibu Yenie Novianti petugas penyuluh lapang (PPL) yang bertugas sebagai penyuluh untuk dua Desa yaitu Desa Sukajadi dan Desa Sukakarya. Beliau merupakan alumni D3 IPB jurusan Tekknologi benih dan lulusan UNS jurusan Agronomi Hortikultura dan sekarang sedang melanjutkan pendidikan S2. Beliau merupakan orang yang aktif dan penuh semangat, terlihat selama proses diskusi dan sharing ibu Yenie sangat mendominasi pembicaraan kami. Heem sepertinya kita mirip tipe orang deskriptif, terlihat dari cara ibunya bercerita.
***
Kami khususnya aku belajar banyak hal dari ibu Yenie bagaimana sulitnya menjadi penyuluh dan membuat petani mau menerapkan apa yang sudah ibu Yenie dan pihak gapoktan contohkan di laboratorium lapang. Iya betul kita tidak bisa memaksakan kehendak kita untuk secara otomatis merubah sikap petani.
Petani yang berada dibawah bimbingan ibu Yenie sudah mulai mau menerapkan sistem tanam jajar legowo walaupun belum sesuai dengan jajar legowo yang baik. Disini aku mengenal sistem tanam SRI, Jajar legowo, Tabela (Tanam benih langsung). Namun yang menjadi permasalahan di desa ini adalah belum terlaksananya sistem tanam serempak. Penyebabnya sangat beragam mulai dari masalah banjir, sistem tenaga kerja yang bergilir misalnya tenaga kerja tandur dan pengolahan tanah itu terbatas jadi tidak mungkin dapat tanam serempak. Padahal jika diterapkannya sistem tanam serempak dapat memutus siklus hama sehingga mengurangi serangan OPT terhadap tanaman padi.
***
Dear, betul kata ibu Yenie kita hanya bisa berusaha memberikan pengarahan, mencontohkan dan berusaha mengajak adapun mereka mau mengadopsi teknologi yang kita kenalkan itu hanya bonus atas usaha kita. Wah jadi semakin bersemangat nih untuk bisa bermanfaat bagi para petani. Oh iya ibu Yenie juga sering mengadakan pelatihan bersama kelompok tani dalam pembuatan kompos, pemeliharaan Tricogramma di laboratorium, selalu mengingatkan agar mengembalikan jerami ke sawah dan usaha-usaha yang lainnya. Tapi ya itu tadi hanya sedikit petani yang sadar akan pentingnya bertani secara organik dengan berbagai alasan klasik.
***
Oh iya Dear, bu Yenie dan pak Ridwan yang menemani kami berdiskusi pun merespon dengan baik ketika kami memaparkan program yang akan kami lakukan di Desa. Belai bersedia menyediakan lahan untuk percontohan pekarangan lengkap dengan perlengkapannya. Beliau juga dengan senag hati bekerjasama untuk mengundang para kelompok tani ke kantor BP3K pada saat akan diadakannya penyuluhan pertanian berkelanjutan dari kami. Kenapa kami mengundang para kelompok tani karena sasaran yang tepat adalah mereka. Dengan begitu akan mudah informasi disampaikan kepada petani. Karena kikta harus bergerak dari atas dulu kata ibu Yenie. Selain itu juga mereka tidak merasa keberatan ketika sedang ada program di desa kami ikut serta dalam kegiatan tersebut. Misalnya saja petani kampung Caringin ada yang sedang tandur kita ikut menanam atau ada yang sedang panen kita iku panen. Sedikit sedikit kita masukan pemahaman dan ilmu yang sudah kita miliki, bisa dikatakan berbagi dengan tindakan yang nyata. Tapi aku juga sadar sih kalau nantinya aku yang akan banyak belajar dari mereka.
***
Dear, sebetulnya masih banyak hasil sharing bersama ibu Yenie dan pak Ridwan tapi kalau aku ceritakan semuanya disini aku juga bingung sendiri harus mulai darimana. Intinya petani itu tidak mudah menerima teknologi baru yang kita perkenalkan dan merubah sikap itu hal terselut tapi masih mungkin jika kesadaran itu sudah ada pada diri mereka.
***
Cuaca yang sangat panas membuat aku cepat lelah, setelah selesai shalat dzuhur kami pun memutuskan untuk pulang. Waktu menunjukan pukul 13.30 tahu kan Dear posisi matahari tepat di atas kepala dan kita pulang naik motor. Setiba di rumah aku belum sempat menormalkan suhu tubuh tapi sudah tidk tahan dengan rasa kantuk. Akhirnya setelah cuci kaki memutuskan untuk tidur dan tahu tidak Dear bangun-bangun aku demam, suhu tubuh aku naik dan seperti orang sakit. Hal ini berlanjut sampai waktu sahur dan sampai pagi lagi. Terkadang aku juga msih sukabingung dengan diri aku, tidak bisa minum es padahal meliaht teman-teman berbuka dengan meminumnya sepertinya terasa nikmat tapi aku tidak bisa. Mungkin aku bisa menghindari minum es tapi aku tidak bisa menghindari teriknya matahari yang panasnya seperti membakar dan akhirnya kau demam juga. Jujur sedih sih tapi aku tidak berani bilang ibu dan teman-teman, aku bersikap seperti biasa ikut tarawih namun yang beda aku tidak ikut berkumpul bersama mereka diruang TV karena aku memutuskan untuk istirahat agar demamnya cepat turun.
***
Ya begitulah Dear, dalam tidurku sebetulnya aku khawatir, aku takut demam ini berlanjut tapi alhamdulillah aku bisa mengatasinya. Itulah pentingnya menjaga kesehatan tapi semaksimal apapun kita menjaga kembali lagi hanya kita yang mengerti akan diri sendiri maka jangan terlalu memaksakan. Yupz pokoknya aku harus sehat dan semangat untuk menyambut hari keempat di tempat KKP Be Happy Cha:)


Fajar pun belum nampak di Bekasi, 04 Juli 2014_TSA_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar